Renungan Ramadan: Mengelola 5 Fungsi Masjid

Renungan Ramadan: 
Mengelola 5 Fungsi Masjid

KATANGKA, GOWAMEDIA.COM - Berikut ini merupakan refleksi dari ceramah tarwih Dr. Syarif Husain Ahmad di Masjid Tua Al-Hilal Katangka, Gowa, Selasa, 04 Maret 2025.

Puasa Ramadan tahun ini menjadi momentum istimewa bagi umat Islam di Indonesia. Dr. Syarif Husain Ahmad, menekankan bahwa kita patut bersyukur karena dapat memulai Ramadan secara serentak. 

Keputusan Kementerian Agama yang menetapkan awal Ramadan berdasarkan rukyatul hilal di Aceh menunjukkan pentingnya persatuan umat dalam menyikapi perbedaan. Kita seharusnya tidak menonjolkan perbedaan, tetapi lebih berfokus pada kemajuan bersama.

Salah satu cara untuk memperkuat persatuan dan memberdayakan umat adalah dengan mengoptimalkan peran masjid. Sejarah mencatat bahwa ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, beliau pertama kali membangun Masjid Quba, kemudian Masjid Nabawi. 

Masjid pada masa itu tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial, pendidikan, ekonomi, dan perjuangan Islam. Dari sini kita belajar bahwa masjid memiliki peran strategis dalam membangun dan memberdayakan masyarakat.

Dr. Syarif Husain Ahmad, menyebut lima fungsi masjid dalam pemberdayaan umat:

1. Sarana Pembinaan Keimanan

Masjid adalah pusat pembinaan iman dan akhlak umat Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At-Taubah: 18)

Ayat ini menegaskan bahwa keberadaan masjid yang makmur adalah cerminan keimanan umat Islam. Masjid bukan hanya tempat salat, tetapi juga tempat membangun akhlakul karimah. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Salat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan salat Subuh. Seandainya mereka tahu pahala yang ada di dalamnya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya masjid sebagai tempat untuk membangun kedisiplinan dalam ibadah. Jika umat rajin mendatangi masjid, maka keimanan mereka akan semakin kuat.

2. Sarana Pembinaan Masyarakat Islami

Masjid tidak hanya berfungsi untuk ibadah, tetapi juga sebagai pusat informasi dan kepedulian sosial. Ketika ada warga yang meninggal, musibah banjir, kebakaran, atau bencana lainnya, masjid menjadi tempat utama dalam menyebarkan informasi dan memberikan bantuan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa umat Islam harus saling peduli dan membantu. Masjid adalah pusat yang dapat mengoordinasikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan.

3. Sarana Pengokoh Ukhuwah Islamiyah

Ketika Rasulullah SAW membangun Masjid Nabawi, beliau juga mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Masjid menjadi tempat pemersatu umat Islam tanpa membedakan status sosial. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

Di masjid, umat Islam dari berbagai latar belakang berkumpul, shalat berjamaah, dan berinteraksi tanpa memandang kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa. Hal ini menguatkan ukhuwah Islamiyah sehingga tidak ada perpecahan di antara umat.

4. Sarana Perjuangan Islam

Dalam sejarah Islam, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat perjuangan. Rasulullah SAW dan para sahabat sering berkumpul di Masjid Nabawi untuk menyusun strategi dakwah dan bahkan strategi perang.

Dalam QS. Al-Hajj ayat 40, Allah berfirman:

"Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti telah dirobohkan biara-biara, gereja-gereja, sinagog-sinagog, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa."

Ayat ini menunjukkan bahwa masjid memiliki peran dalam membela dan menjaga eksistensi Islam. Dalam konteks modern, masjid bisa menjadi pusat penyebaran dakwah yang membangun peradaban umat.

5. Sarana Pendidikan Islam

Sejak zaman Rasulullah SAW, masjid menjadi tempat utama dalam mendidik umat. Ilmu agama diajarkan dalam bentuk halaqah, di mana para sahabat duduk mengelilingi guru untuk belajar Islam.

Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Saat ini, banyak masjid yang kembali menghidupkan fungsi pendidikan dengan adanya kajian rutin, madrasah diniyah, dan halaqah Al-Qur’an. Upaya seperti IMMIM Award yang memberikan penghargaan kepada masjid-masjid dengan fasilitas terbaik adalah contoh nyata bagaimana masjid bisa menjadi pusat pendidikan yang unggul.

Jika masjid dikelola pengurus yang visioner dan memiliki kepedulian tinggi, maka masjid bisa menjadi pusat kebangkitan umat. Pengurus masjid harus memahami bahwa tugas mereka bukan hanya mengurus bangunan fisik, tetapi juga membangun kualitas umat yang datang ke masjid.

Dalam QS. An-Nur ayat 36-37, Allah menggambarkan bahwa masjid-masjid yang makmur adalah milik orang-orang yang tidak dilalaikan oleh urusan dunia:

"(Cahaya itu) berada di rumah-rumah (masjid-masjid) yang diizinkan oleh Allah untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya; di sana bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (karena dahsyatnya azab)."

Jika masjid diurus oleh orang-orang yang memiliki visi keumatan, maka masjid akan berfungsi optimal dalam memberdayakan masyarakat, baik dalam bidang keagamaan, ekonomi, sosial, maupun pendidikan.

Dengan demikian, maka Ramadan adalah momentum terbaik untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat kehidupan umat. Dengan pengelolaan yang tepat, masjid bisa menjadi tempat yang tidak hanya meningkatkan keimanan tetapi juga memberdayakan masyarakat dalam berbagai aspek.

Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam memakmurkan masjid dan menjadikannya sebagai pusat kebangkitan Islam. Jika masjid dikelola dengan baik, maka umat Islam akan semakin maju dan memiliki peradaban yang lebih baik.(*)


Ikuti saluran Gowa Media di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VamRQ1BCHDyibEJvUV3W