Renungan Ramadan: Keutamaan Sikap Sabar

Renungan Ramadan:

Keutamaan Sikap Sabar

MENGAJI. Membaca Alquran secara konsisten adalah bentuk kesabaran.

SUNGGUMINASA  GOWAMEDIA.COM - Ramadan adalah bulan simgkat tapi istimewa, hadir dengan berbagai keutamaan dan pelajaran bagi setiap muslim. Salah satu pelajaran terpenting yang diajarkan dalam bulan ini adalah kesabaran. 

Pada subuh keempat Ramadan di Masjid Agung Syekh Yusuf, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Selasa, 4 Maret 2025, ceramah yang disampaikan menegaskan, tujuan utama puasa adalah melatih kesabaran. Kesabaran dalam menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami-istri bukan karena ketidakmampuan atau keterpaksaan, tetapi karena ketaatan kepada Allah SWT. 

Jika nilai kesabaran ini mampu dibawa ke luar Ramadan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka hal itu akan menjadi tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah.

Dalam kehidupan, manusia akan selalu dihadapkan pada dua kondisi yang silih berganti, yaitu senang dan susah, bahagia dan sedih. Oleh karena itu, ada dua sikap yang harus dimiliki, yakni sabar dan syukur. Ketika mendapatkan musibah, seorang muslim harus bersabar atas ketentuan Allah, dan ketika mendapatkan nikmat, ia harus bersyukur. 

Allah telah menetapkan bahwa ujian adalah bagian dari perjalanan hidup manusia, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an bahwa manusia pasti akan diuji dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan hasil bumi. 

Salah satu contoh ujian yang Allah berikan adalah rasa lapar saat berpuasa. Namun, Allah juga berfirman untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar, karena kesabaran adalah jalan menuju keberkahan dan pahala yang berlipat ganda.

Dalam Islam, kesabaran memiliki tempat yang sangat tinggi, bahkan menjadi kunci bagi seseorang untuk mendapatkan rahmat dan pertolongan Allah. Ada empat keutamaan bagi orang-orang yang sabar.

Pertama, mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan menghadapi ujian hidup akan dibalas dengan ganjaran yang luar biasa. Bahkan, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa pahala kesabaran tidak memiliki batas tertentu, karena Allah sendiri yang akan membalasnya dengan kemurahan-Nya.

Kedua, orang yang sabar mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah. Dalam berbagai kisah para nabi, kesabaran selalu menjadi faktor utama yang membuat mereka berhasil dalam menghadapi cobaan hidup. 

Tidak hanya itu, dalam kehidupan sosial, orang yang sabar juga dikenang sebagai pribadi yang baik dan dihormati di tengah masyarakat. Mereka cenderung lebih tenang dalam menghadapi masalah, sehingga lebih mudah mendapatkan simpati dan kepercayaan orang lain.

Ketiga, kesabaran membawa pengampunan dosa. Seseorang yang istiqamah dalam ibadah tentu memerlukan kesabaran yang besar. Datang ke masjid untuk berjemaah, meskipun dalam keadaan lelah, adalah bukti dari kesabaran yang luar biasa. Allah menjanjikan bahwa setiap kesulitan yang dihadapi dengan sabar akan menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa kecil.

Keempat, kesabaran mendekatkan seseorang kepada Allah. Dalam Al-Qur'an disebutkan, “Innallaha ma'asshobirin”—"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." Ini adalah jaminan langsung dari Allah bahwa siapa pun yang bersabar dalam menjalani kehidupannya, maka Allah akan selalu bersamanya, memberikan petunjuk dan pertolongan di saat-saat sulit. 

Orang yang berpuasa adalah orang sabar. Sabar menunda dan menyingkirkan kebutuhan serta keinginannya. Oleh karena itu, mereka yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka puasa dan saat bertemu dengan Allah kelak.

Sabar Pilar Kehidupan

Kesabaran bukan hanya menjadi prinsip dalam beribadah, tetapi juga dalam menjalani kehidupan sosial. Dalam keluarga, kesabaran sangat diperlukan dalam mendidik anak, membangun komunikasi yang baik antara suami dan istri, serta dalam menghadapi berbagai perbedaan pendapat. Tanpa kesabaran, konflik kecil dapat dengan mudah berkembang menjadi permasalahan besar yang sulit diselesaikan.

Dalam dunia kerja dan bisnis, kesabaran juga merupakan kunci kesuksesan. Tidak ada keberhasilan yang diraih dalam semalam—semua membutuhkan proses, kerja keras, dan kesabaran dalam menghadapi tantangan. 

Para pengusaha sukses bukan hanya karena kepandaian mereka dalam berdagang, tetapi juga karena kesabaran mereka dalam menghadapi jatuh bangunnya usaha yang mereka jalani.

Kesabaran juga sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis. Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan ada perbedaan pendapat, konflik sosial, dan tantangan lainnya. Jika setiap individu memiliki kesabaran, maka konflik dapat diselesaikan dengan cara yang lebih bijak dan damai.

Dengan demikian, Ramadan adalah waktu yang ideal untuk mengasah kesabaran dalam berbagai aspek kehidupan. Bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari amarah, menjaga lisan, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Seorang muslim yang mampu menjaga kesabaran dalam Ramadan akan lebih siap menghadapi tantangan hidup setelah bulan suci ini berakhir.

Kesabaran dalam beribadah juga menjadi salah satu bentuk ujian. Mengerjakan salat Tarawih setiap malam, membaca Al-Qur’an secara rutin, dan memperbanyak ibadah sunah memerlukan komitmen dan kesabaran yang kuat. 

Tidak sedikit orang yang pada awal Ramadan semangat, tetapi di pertengahan bulan mulai kendor. Padahal, pahala ibadah di bulan Ramadan sangat besar, bahkan bisa lebih baik dari seribu bulan jika dilakukan di malam Lailatul Qadar.

Oleh karena itu, Ramadan bukan hanya tentang menjalankan ibadah secara ritual, tetapi juga tentang melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih kuat, dan lebih beriman. Jika seseorang mampu mempertahankan kebiasaan baik ini setelah Ramadan berakhir, maka ia telah berhasil menginternalisasi makna sejati dari ibadah puasa.(*)