Sulsel Siaga Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Risiko Hidrometeorologi Tinggi
Jelang Tahun Baru, BMKG Prediksi Hujan Lebat di Wilayah Sulsel
GOWA MEDIA, COM, MAKASSAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan. Kondisi atmosfer yang tidak stabil akibat fenomena La Nina lemah, Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan pusat tekanan rendah di Australia bagian utara menjadi pemicu utama cuaca ekstrem ini.
"Kondisi atmosfer saat ini sangat mendukung pertumbuhan awan hujan di Sulawesi Selatan. Kombinasi fenomena La Nina lemah, MJO, gelombang Kelvin, dan pusat tekanan rendah di Australia bagian utara meningkatkan potensi hujan lebat dan angin kencang." ungkap Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, Senin (16/12).
Lebih lanjut, Irwan menjelaskan bahwa pada periode Natal dan Tahun Baru 2025, sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan berpotensi mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.
"Kami memprakirakan pada tanggal 18-22 Desember, wilayah seperti Parepare, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, dan Takalar akan diguyur hujan lebat. Selain itu, potensi angin kencang juga perlu diwaspadai, terutama di wilayah bagian barat dan selatan Sulawesi Selatan," jelasnya.
Selain itu masyarakat dihimbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan gelombang dengan kategori sedang (gelombang 1,25-2,5 M) terjadi di selat Makassar bagian Selatan, Perairan timur kepulauan Selayar, Perairan Pulau Takabonerate-Kalaotoa Bagian Utara, Perairan Pulau Takabonerate-Kalaotoa bagian Selatan, laut Flores bagian Utara, dan Laut Flores Bagian Timur.
"Peringatan dini untuk Kab/Kota, Parepare, Barru, Pangkajene dan kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, dan Takalar," tambahnya.
Menyikapi kondisi tersebut, diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana Hidrometeorologi. Dampak tersebut antara lain genangan, banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan/pelayaran.
"Masyarakat diharapkan selalui mengikuti informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana Hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik," pungkas Irwan (*)