Riak Kecil Sambut Raja Juli Antoni, Rifqinizamy: Dia Kader HMI, Ayo Kembali Ke Rumah Besar!
MAKASSAR, GOWAMEDIA.COM - Raja Juli Antoni kembali ke “rumah besar” HMI lewat forum SilatReg KAHMI Sulawesi di Makassar. Di tengah riak kecil yang sempat muncul, ia justru menegaskan akar keislamannya dan pentingnya moderasi dalam berpolitik.
Kehadirannya di Makassar dalam rangkaian kegiatan Silaturahmi Regional (SilatReg) konsolidasi KAHMI se-Sulawesi sekaligus memperingati Milad KAHMI ke-59, melahirkan kontroversi.
Sejumlah desas-desus muncul, mempertanyakan eksistensinya dan apa alasan MN KAHMI memberikan panggung kepada Raja Juli membawakan orasi kebangsaan bertajuk Konsolidasi KAHMI Untuk Indonesia Maju, di Rumah Jabatan Walikota Makassar, Sabtu (11/10).
Koordinator Presidium MN KAHMI, Dr. H. Rifqinizamy Karsayuda SH, MH, menjawab sinyalemen itu bahwa Raja Juli adalah kader HMI. Dia pernah mengikuti Basic Training di Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
"Jadi saya undang ke acara ini untuk mengajak kembali ke rumah besar," kata Ketua Komisi 2 DPR RI ini. Selain itu lanjut Rifqinizamy, di Sulawesi kawasan hutan begitu luas.Hutan luas itu perlu dirawat dengan baik oleh KAHMI.
"Mari kita kembali ke hutan untuk merawatnya. Kita merawat alam. Pengusaha yang paling produktif saat ini adalah pengusaha yang men gurus hutan," terang Rifqinizamy saat memberikan sambutan.
Meski terjadi riak-riak kecil setelah Raja Juli Antoni memberikan orasi kebangsaan, dan menolak memberikan KAHMI Award kepadanya, namun situasi tersebut dapat diatasi dengan baik tanpa menimbulkan hal-hal signifikan.
Dalam orasinya, Pelaksana Tugas Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) periode 2024 ini tampil meyakinkan di depan pengurus Majelis Nasional, Wilayah, Dan Daerah.
"Saya mengikuti basic training HMI di IAIN Syarif Hidayatullah. Saya alumni Fakultas Ushuluddin," kata Raja Juli yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Dia mengatakan perjalanan hidupnya kurang lebih sama dengan Koordinator Presidium MN KAHMI, Dr. H. Rifqinizamy Karsayuda, SH, MH. Meski di atas mimbar Baruga Anging Mamiri, tidak menjelaskannya secara detail.
Pria kelahiran Pekan Baru 13 Juli 1977 itu mengungkapkan, meski dirinya berkiprah di Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tapi dia mengakui bahwa jiwa sebagai seorang yang pernah menimba ilmu di pondok pesantren, tetaplah seorang santri yang tidak melupakan ilmu keislaman tersebut.
Bagi Raja Juli yang menyelesaikan studi magister di Bradford, Inggris, di partai manapun berkiprah itu menjadi pilihan masing-masing.
"Kita berpartai dan kita juga berdakwah untuk mengisi ruang-ruang pergerakan demi mewujudkan negara baldatun tayyibatun warabbun gafur," urainya.
Dia menyebut tokoh HMI, Nurcholish Madjid, yang pernah meneriakkan tentang Islam Yes, Partai Islam No. Ini menunjukkan betapa tokoh HMI itu, memberikan jalan tentang bagaimana seseorang ikut berpolitik dengan tidak menjadikan agama sebagai komuditas.
"Maka Saya meski bergabung di PSI, tetap berdakwah dengan mengisi ruang-ruang pergerakan untuk mewujudkan negara baldatun tayyibatun warabbun Gafur," jelas Wakil Menteri Agraria Dan Tata Ruang 2022-2024 ini.
Menurut Raja Juli, meski bukan di partai Islam tetapi gerakan-gerakan Islam tetap ditumbuhkan dan bisa bersinergi dengan siapa pun untuk kemajuan bangsa.
"Silakan masuk ke partai manapun, meski bukan partai Islam. Dan tentunya kita tidak membanggakan diri bahwa kitalah yang paling benar. Mari kita bersama- sama ber fastabikul khaerat," harap Juli.(*)