Rektor UINAM Akan Kukuhkan Empat Guru Besar, Tiga Di Antaranya Alumni HMI

SAMATA, GOWAMEDIA.COM – Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) kembali mencetak sejarah. Empat guru besar akan dikukuhkan secara resmi oleh Rektor Prof. Hamdan Juhannis, MA. Ph. Dpada Rabu pagi, 17 September 2025, di Auditorium Kampus II Samata, Gowa.
Pengukuhan ini berlangsung bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ke-59. Informasi mengenai kegiatan ini telah menyebar luas di berbagai platform media sosial.
Dari empat guru besar yang akan dikukuhkan, tiga di antaranya merupakan alumni HMI. Mereka adalah Prof. Dr. H. Supardin, M.Hi dalam bidang Ilmu Fiqih; Prof. Dr. H. Munawir Kamaluddin dalam bidang Ilmu Pendidikan Nilai dan Karakter Islam; serta Prof. Dr. H. Thahir Maloko, BA, M.Hi dalam bidang Ilmu Hukum Perkawinan Islam. Sementara satu lainnya, Prof. Dr. H. Muhammad Yahya, M.Ag, dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Kritik Sanad Hadis.
Prof Supardin akan membawakan pidato pengukuhan pada Sidang Senat Terbuka Luar Biasa dengan judul "Warisan di Persimpangan: Konflik Antara Tradisi dan Keadilan."
Momen pengukuhan ini menjadi kabar gembira bagi keluarga besar UINAM, terlebih bagi Majelis Rayon KAHMI UINAM. Pasalnya, Prof. Supardin tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat dan Prof. Munawir sebagai anggota Dewan Pakar Majelis Rayon KAHMI UINAM periode 2025–2030. Keduanya juga aktif sebagai pengurus Majelis Wilayah KAHMI Sulsel periode 2022–2027.
Prestasi ini disambut dengan suka cita oleh seluruh jajaran pengurus KAHMI, termasuk para kader HMI dari berbagai komisariat se-UINAM.
“Kami sangat bangga atas capaian ini. Semakin banyak alumni HMI yang menjadi guru besar, semakin kuat pula bukti bahwa semangat dan cita-cita pendiri HMI terus terwujud,” ujar Ketua Majelis Rayon KAHMI UINAM, Prof. Dr. H. Sabri Samin.
Prof. Sabri menekankan pentingnya pemanfaatan ilmu sesuai bidang kepakaran masing-masing, serta menyerukan agar para intelektual menjaga etika dalam berkomunikasi di ruang publik.
“Yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga lisan sebelum menyampaikan sesuatu ke publik. Kita semua tahu, lisan yang tak terjaga bisa merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tegas mantan Direktur Pascasarjana UINAM ini.
Ia juga mengingatkan para guru besar KAHMI agar tidak melupakan asal-usul mereka sebagai kader HMI.
“Rayon KAHMI dan HMI adalah rumah yang membesarkan kita. Di sanalah kita dibentuk menjadi manusia yang kritis dan berintegritas. Di manapun kita berada, kita tidak boleh melupakan rumah kita,” ujarnya.
Prof. Sabri mengajak seluruh alumni HMI untuk terus merawat rumah besar KAHMI sebagai tempat pembinaan bersama hingga akhir hayat.
Sementara itu, Ketua Komisariat HMI Dakwah dan Komunikasi, Mufadhdhal Raihan Al Asyraf, juga menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian para senior KAHMI.
“Ini menjadi catatan penting bagi kami di komisariat. Prestasi spektakuler dari para guru besar KAHMI menjadi motivasi besar agar kader HMI terus berada di garis depan dalam pencapaian akademik,” ucap Mufadhdhal. (*)