Ni'matullah Erbe: KAHMI Harus Melahirkan Gugatan Serius Dari Makassar!
MAKASSAR, GOWAMEDIA.COM — Koordinator Presidium Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Sulawesi Selatan, Ni’matullah Erbe, menegaskan pentingnya meneguhkan kembali jati diri KAHMI sebagai organisasi besar dan berintelektual.
Hal itu disampaikan Ni’matullah dalam sambutannya pada pembukaan Silaturahmi Regional KAHMI se-Sulawesi yang berlangsung di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (10/10/2025).
"Kami di Sulsel memaknai bahwa KAHMI adalah organisasi besar. Faktanya, KAHMI ada di seluruh provinsi di Indonesia," ujar Ni’matullah.
Menurut mantan wakil ketua DPRD Sulsel itu, KAHMI tidak boleh melupakan akar sejarahnya yang lahir dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
"KAHMI ini organisasi intelektual. Sangat naif jika dari kota Makassar yang penuh sejarah perjuangan, KAHMI tidak melahirkan pikiran-pikiran besar untuk bangsa," tegasnya.
Dalam pidatonya, Ni’matullah juga menyentil arah sistem pemerintahan yang menurutnya semakin sentralistik. Ia menilai kebijakan pusat sering kali terlalu mudah mengatur daerah tanpa mempertimbangkan kemandirian lokal.
"Kita seolah hanya numpang di negeri ini. Forum ini harus melahirkan gugatan serius. Apa bedanya kita dengan Aceh dan Papua? Apakah kita harus memberontak dulu baru dapat perhatian juga?" ujarnya kritis.
Ni’matullah menambahkan, kondisi bangsa saat ini tengah menghadapi situasi yang mencemaskan, termasuk dalam kebijakan publik. Ia menyinggung isu program makan bergizi yang disebutnya bermasalah di daerah.
"Kita sedang menghadapi kondisi yang mencemaskan, makan 'beracun' gratis. Tidak semua hal mesti diseragamkan. Kita ini negara kesatuan, bukan negara kesamaan. Mari kita bicarakan baik-baik," katanya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa Makassar kini bukan sekadar stigma, tetapi representasi nyata dari dinamika sosial dan politik Indonesia Timur.
"Bicara Makassar bukan lagi sekadar stigma. Ini fakta riil di lapangan. Makassar tidak hanya anarkis dalam tindakan, tapi juga bisa anarkis dalam pikiran," ungkapnya.
Ni’matullah menutup sambutannya dengan penegasan bahwa kegiatan ini menjadi momentum untuk mengukuhkan kembali identitas KAHMI sebagai organisasi intelektual yang berani bersuara.
"Setelah Jumat ini, forum ini kita sebut sebagai Forum Sulawesi Menggugat, karena dari sinilah seharusnya lahir gugatan-gugatan besar untuk bangsa,” pungkasnya disambut aplaus hadirin.(*)