Nasib 7.000 Laskar Pelangi Di Ujung Tanduk, Ini Penyebabnya
BELUM CAIR. Ratusan Laskar Pelangi Pemkot Makassar ketika mengikuti pembekalan.
MAKASSAR, GOWAMEDIA.COM – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, mengungkapkan kekhawatirannya terkait keberlangsungan 7.000 Laskar Pelangi, tenaga pelayanan publik berintegritas di Kota Makassar. Hal ini disebabkan belum cairnya Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp270 miliar yang merupakan hak Kota Makassar dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam agenda Refleksi Akhir Tahun yang berlangsung Jumat (27/12/2024), Danny menyampaikan bahwa DBH yang diterima Makassar tahun ini baru mencakup tiga bulan, dengan rerata Rp30 miliar per bulan. Ia berharap Pemprov Sulsel memberikan kepastian pencairan dana tersebut agar tidak mengganggu keberlangsungan pelayanan publik oleh Laskar Pelangi.
“Kami sudah berupaya menyampaikan ke Pemprov. Ada kabar rencana tambahan untuk tiga bulan lagi, itu lumayan, tetapi ini tetap belum cukup. Kalau tidak ada kepastian, maka kami harus mengevaluasi keberadaan 7.000 Laskar Pelangi,” ujar Danny tegas.
Danny menjelaskan bahwa Laskar Pelangi adalah program inovasi yang dirancang untuk memperkuat pelayanan publik di Kota Makassar. Para anggota Laskar Pelangi bertugas membantu ASN, PPPK, dan PNS dalam melayani kebutuhan masyarakat.
“Laskar Pelangi adalah ciptaan saya, karena sekarang tidak diperbolehkan lagi ada honor yang dibiayai APBN. Kalau Pemkot tidak punya dana karena hak kami belum diberikan, lalu mau bayar pakai apa?” keluhnya.
Selain masalah Laskar Pelangi, Danny juga menyinggung sejumlah proyek besar di Makassar sempat terhambat karena ketidaksesuaian izin belanja selama masa cutinya. Hal ini turut berdampak pada pelaksanaan berbagai program strategis yang telah direncanakan untuk memajukan Kota Makassar.
Di sisi lain, Danny memanfaatkan refleksi akhir tahun untuk memberikan motivasi kepada jajaran Pemkot Makassar. Ia mengimbau pemerintahan selanjutnya agar mempertahankan inovasi dan prestasi yang telah diraih Kota Makassar.
“Makassar bukan sekadar ibu kota provinsi Sulsel. Makassar sudah menjadi percontohan nasional hingga internasional. Kita telah belajar dari Amerika, Eropa, Korea, hingga Spanyol, dan hasilnya nyata. Jangan biarkan Makassar mundur, kita harus terus maju ke depan,” katanya dengan penuh optimisme.
Meskipun masih dihadapkan pada tantangan besar, Danny tetap berkomitmen mempertahankan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Ia berharap pemerintah provinsi dan pusat memberikan perhatian lebih agar hak-hak daerah seperti DBH dapat segera disalurkan, sehingga program-program inovatif tidak terganggu.(*)