Menag RI Obsesi Setiap UIN Punya Fakultas Kedokteran, Resmikan RS UIN Alauddin Berbasis Medis, Tradisional, Dan Spiritual

Menag RI Obsesi Setiap UIN Punya Fakultas Kedokteran, Resmikan RS UIN Alauddin Berbasis Medis, Tradisional, dan Spiritual

MAKASSAR, GOWAMEDIA.COM – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, mengungkapkan obsesinya agar seluruh universitas di bawah Kementerian Agama memiliki Fakultas Kedokteran. Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat meresmikan Grand Opening Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar, Kamis (24/7), di Kampus 1 UIN Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Makassar.

Dalam pidatonya, Menag menegaskan eksistensi RS UIN Alauddin bukan hanya bertaraf lokal, tetapi harus mampu tampil sebagai rumah sakit bertaraf global. Kekhasan RS ini, menurutnya, tidak hanya terletak pada letaknya yang strategis di jantung Kota Makassar dan mampu melayani masyarakat dari arah Utara dan Selatan, tetapi juga pada pendekatan pengobatannya yang unik.

“Mari kita kelola rumah sakit ini secara komprehensif. Mengombinasikan sistem medis, pengobatan tradisional, serta penguatan nilai-nilai spiritual,” tegas Menag, yang juga merupakan salah seorang alumni terbaik IAIN Alauddin.

Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan pengobatan berbasis herbal dan tradisional. “Ramuan tradisional sangat efektif dan tidak memiliki efek samping. Ini harus jadi bagian dari sistem layanan rumah sakit kita,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, Ph.D, mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat terhadap peresmian RS ini. Ia menyebut lokasi rumah sakit yang sangat strategis menjadi salah satu keunggulan tersendiri.

“Inilah rumah sakit paling besar dan paling mudah dijangkau di Makassar. Kami siap melayani masyarakat dari utara hingga selatan. Jadi, cocok mentong dibangun di sini. Tolong koreksi saya Pak Gubernur,” ujar Prof. Hamdan yang disambut tawa dan tepuk tangan dari para hadirin.

Rektor dua periode ini juga menegaskan, RS UIN bukanlah sekadar proyek institusi kampus semata. “Rumah sakit ini bukan milik UIN saja, ini rumah sakit Kementerian Agama. Tolong dikoreksi saya Pak Menteri,” katanya.

Lebih lanjut, Hamdan menyampaikan, perpaduan antara pengobatan medis dan pendekatan spiritual menjadi ciri khas RS ini. “Kami berharap keluarga besar Kemenag, para alumni, sahabat, dan masyarakat luas turut memanfaatkan fasilitas ini,” ujarnya. 

Dalam nada canda, ia menambahkan, “Alumni UIN yang sudah senior, silakan memeriksakan diri. Masuk bisa gratis, tapi keluar tetap bayar.”

Acara grand opening ini juga dihadiri langsung Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, beserta Wakil Gubernur. Hadir pula Wali Kota Makassar dan Wakil Wali Kota, Ketua DPRD Sulsel, Wakil Bupati Gowa, para Kepala Kemenag se-Sulsel, serta sejumlah pimpinan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) dari wilayah Indonesia Timur.

Beberapa tokoh yang turut hadir antara lain Rektor UIN Palopo, Rektor IAIN Kendari, Rektor IAIN Parepare, Rektor IAIN Gorontalo, Rektor IAIN Ternate, serta para mantan Rektor UIN Alauddin seperti Prof. Azhar Arsyad, Prof. Qadir Gassing, dan Prof. Musafir.

Dengan hadirnya Rumah Sakit UIN Alauddin, Menag berharap semakin banyak perguruan tinggi keagamaan Islam negeri yang melahirkan tenaga kesehatan unggulan. “Kalau kita serius membangun fakultas kedokteran di UIN-UIN, kita tidak hanya mencetak dokter, tapi dokter yang juga punya dimensi spiritual dan kepekaan sosial,” tutup Menag. (*)