Masjid "Kapal Pinisi", Bisa Ngopi Dan Nikmati Pemandangan Di "Geladak"

Masjid


BONTOBAHARI, GOWAMEDIA.COM-Di Kabupaten Bulukumba, sekira 150 km dari Makassar, Sulawesi Selatan, ada sesuatu yang istimewa berdiri di atas bukit. Sebuah masjid unik menyerupai Kapal Pinisi. Bangunan yang tak hanya memikat mata tetapi juga hati, karena maknanya jauh lebih dalam dari sekadar tempat ibadah. 

Ini adalah masjid yang dirancang menyerupai kapal Pinisi, ikon kebanggaan masyarakat Bulukumba secara khusus dan Sulawesi Selatan secara umum. Lebih dari sekadar bangunan, masjid ini mencerminkan kekayaan budaya, agama, dan peran sosial yang menyatu.

Masjid ini berada di Pondok Pesantren Al-Mutahabbun, Kelurahan Benjala, Kecamatan Bontobahari, daerah yang diakui UNESCO sebagai pusat pembuatan kapal Pinisi.  

Arsitektur masjid ini dibuat menyerupai kapal Pinisi asli. Lengkap dengan dua tiang layar dan anjungan. Materialnya pun menggunakan kayu berkualitas tinggi, seperti kayu besi, kayu bayam, dan kayu jati. Menciptakan suasana sejuk di dalam masjid.

Lantai dua masjid dirancang menyerupai geladak kapal, yang difungsikan sebagai dapur masjid. Bisa minum kopi atau makan sambil menikmati pemandangan dari ketinggian. Sementara anjungan sering dimanfaatkan jemaah untuk beraktivitas atau menikmati semilir angin.   

Menurut pendiri Masjid sekaligus pimpinan pondok pesantren Al Muttahabbun, Ustad Muslim Bahar, desain masjid ini sengaja dibuat untuk melestarikan budaya sekaligus menjadi simbol kearifan lokal.  

"Masjid ini mirip, bahkan boleh dikatakan persis dengan kapal Pinisi. Karena di daerah ini, khususnya Bontobahari, adalah tempat pembuatan perahu Pinisi yang diakui UNESCO. Perahu Pinisi yang dibuat di sini biasanya dibawa pergi, tapi masjid ini Insya Allah tetap ada di sini, menjadi cara kami mengabadikan budaya lokal." 


Masjid Pinisi ini diketahui memiliki lebar 12 meter, panjang 27 meter, dan tinggi sekitar 5 meter dengan kapasitas 200 jamaah. Dibangun sejak 2021, masjid ini masih dalam tahap penyelesaian. Ciri khas utamanya adalah dua tiang layar dan anjungan yang menjorok sekitar enam meter ke depan, menjadikannya ikon budaya sekaligus tempat ibadah yang unik.  


Dengan perpaduan iman dan tradisi maritim, Masjid Pinisi tak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Bulukumba.

 Warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar mulai menggunakan masjid untuk melaksanakan ibadah, seperti salat lima waktu, salat Jumat, salat tarwih, dan digunakan untuk salat Idulfitri tahun 2025.

Masjid yang diinisiasi H Suardi, seorang pengusaha kapal pinisi dan kuliner di Bontobahari, yang akrab disapa Haji Kardi bersama ust Muslim Bahar, dibiayai melalui dana donasi dari masyarakat di berbagai daerah, terutama dari Bulukumba. Masjid ini mengandung nilai religius, pendidikan,dakwah seni, budaya, dan sosial.

(Laporan Syarifuddin Liwang, Rois Masjid Kampung Amanah, Pendiri & Pembina Ikatan Dai muda Indonesia, Founder Posko Yatim, dan Sekjen DPP Ikatan Penulis Muslim Indonesia).