“Konfercab Dua Matahari”: Dinilai Tertutup, Tujuh Komisariat HMI Gowa Raya Gugat Caretaker

“Konfercab Dua Matahari”: Dinilai Tertutup, Tujuh Komisariat HMI Gowa Raya Gugat Caretaker


GOWA, GOWAMEDIA.COM — Gejolak internal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya kembali mencuat ke permukaan. Tujuh ketua komisariat mengeluarkan pernyataan sikap bersama yang menolak pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) XII versi Tim Caretaker bentukan Pengurus Besar (PB) HMI. Pernyataan sikap itu diteken pada 25 November 2025, menjadi penanda turbulensi baru di tubuh organisasi mahasiswa tertua di Indonesia tersebut.

Akar masalah bermula setelah PB HMI menerbitkan Surat Keputusan Nomor 323/KPTS/A/05/1447 H, yang menetapkan pengambilalihan kepemimpinan HMI Cabang Gowa Raya oleh Tim Caretaker. Keputusan itu, menurut para ketua komisariat, tidak menyelesaikan persoalan, melainkan menciptakan "dua matahari" dalam forum Konfercab. 

Dua versi Konfercab pun digelar hampir bersamaan—satu versi kepemimpinan cabang lama, satu lagi versi Caretaker—yang membuat struktur komisariat di bawahnya saling menunggu, saling bertanya, dan tak jarang saling curiga.

Dalam dokumen itu, para ketua komisariat menggambarkan Tim Caretaker tampil dengan gaya tertutup dan tidak transparan. Akses informasi teknis hingga verifikasi calon formatur dinilai tak diberikan secara memadai. 

Beberapa komisariat bahkan mengaku seperti “penonton” dalam forum yang semestinya menjadi ruang permusyawaratan tertinggi di tingkat cabang. Indikasi penggunaan Caretaker sebagai kendaraan politik kelompok tertentu juga mencuat, mempertebal kecurigaan bahwa proses Konfercab berjalan tidak independen.

Dari hasil pembacaan situasi itu, tujuh ketua komisariat menetapkan tujuh poin sikap, termasuk menolak Konfercab yang dinilai tak konstitusional, mengkritik praktik eksklusif Tim Caretaker, hingga menegaskan hak komisariat untuk mengusulkan kader terbaik tanpa diskriminasi. 

Mereka mendesak PB HMI turun tangan mengevaluasi total dan memastikan forum Konfercab berjalan inklusif. Jika tidak, mereka menyatakan siap mengambil langkah organisatoris lanjutan.

Pernyataan itu memuat dukungan penuh dari seluruh ketua komisariat yang tergabung di bawah Cabang Gowa Raya. Mereka adalah Mufadhdhal Raihan A.Y dari Komisariat Dakwah dan Komunikasi; Muhammad Alif Al-Imam dari Komisariat Kedokteran dan Ilmu Kesehatan; Risal Ranni dari Komisariat Adab dan Humaniora; Setiawan Kadir dari Komisariat STIEM Bongaya; 

Ada pula Ardiansyah Putra dari Komisariat Ushuluddin Filsafat dan Politik; Ahmad Raihan dari Komisariat Ekonomi dan Bisnis Islam; serta Muhammad Yasin dari Komisariat Sains dan Teknologi. Ketujuhnya menegaskan bahwa langkah ini adalah tanggung jawab moral demi menjaga marwah HMI sebagai organisasi kader yang independen, rasional, dan modern.

Mereka mengimbau seluruh kader tetap tenang dan tidak terjebak dalam gesekan identitas kelompok. Konsolidasi antar komisariat akan terus mereka lakukan sembari menunggu respons PB HMI atas kisruh Konfercab dua versi ini. “HMI harus kembali berpijak pada nilai, bukan pada manuver politik,” demikian pesan yang mereka sampaikan lewat pernyataan sikap itu.(*)