Gowa Movie Society & RAKIT Gowa: Nyalakan Api Perjuangan Lewat Layar Dan Refleksi

Gowa Movie Society & RAKIT Gowa: Nyalakan Api Perjuangan Lewat Layar dan Refleksi

BATANG KALUKU, GOWAMEDIA.COM — Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan, Gowa Movie Society berkolaborasi dengan RAKIT Gowa menggelar kegiatan bertajuk “Nonton Bareng dan Diskusi Film Hari Pahlawan” di RAKIT Gowa, Jalan Dahlia, Batang Kaluku, Kabupaten Gowa, pada Minggu malam (9/11).

Dimulai pukul 19.30 WITA, acara ini menayangkan dua film legendaris yang sarat makna perjuangan dan refleksi sosial, yakni Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi dan Doea Tanda Mata karya Teguh Karya. 

Kedua film tersebut menjadi medium untuk menelusuri kembali jejak keberanian dan perlawanan terhadap ketidakadilan—bukan hanya dalam bingkai sejarah, tetapi juga dalam realitas kehidupan masa kini.

Arif, inisiator Gowa Movie Society, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kecil dari perlawanan terhadap lupa.

“Film adalah ruang perenungan yang tak kalah sakral dari monumen perjuangan. Kami ingin menghadirkan pahlawan bukan sebagai simbol masa lalu, tapi sebagai cara berpikir baru tentang keberanian dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Antusiasme peserta terasa sepanjang kegiatan, terutama saat sesi diskusi usai pemutaran film. Arbaina, salah satu peserta nonton bareng, mengaku mendapatkan perspektif baru tentang makna kepahlawanan.

“Nonton bareng seperti ini bikin kita sadar bahwa perjuangan tidak melulu tentang senjata. Kadang, yang paling sulit adalah melawan diam dan abai,” ujarnya.

Dari sisi literasi, Asrianto dari TBM BallaBaca menilai kegiatan ini sebagai langkah penting dalam menghubungkan budaya baca dengan budaya tonton di kalangan anak muda.

“Diskusi film seperti ini adalah bentuk literasi yang hidup. Ketika anak muda bisa membaca gambar dan meresapi maknanya, di situ kita sedang menumbuhkan generasi yang tidak hanya pandai mencari informasi, tapi juga bijak mengolahnya,” tutur Asrianto.

Acara ditutup dengan refleksi bersama tentang bagaimana semangat kepahlawanan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari — melalui tindakan kecil namun bermakna, baik dari ruang baca hingga layar film.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak selalu tentang perang dan darah, tetapi tentang kesadaran, empati, dan keberanian untuk tetap peduli di tengah perubahan zaman.(*)