Dilema Transportasi Publik: Dishub Tutup 2 Koridor Teman Bus
MAKASSAR, GOWAMEDIA.COM-Langit cerah Makassar pagi itu menyambut langkah terburu Mila, seorang pekerja kantoran. Biasanya ia hanya perlu menunggu di halte depan rumahnya untuk naik Teman Bus Koridor 1 rute Panakkukang Square-Pelabuhan Galesong. Namun, sejak 1 Januari 2025, hal itu berubah.
"Aduh, berat sekali. Biasanya pagi-pagi tinggal naik bus, sekarang harus cari ojek online. Mahal juga kalau setiap hari begini," keluh Mila sembari menunggu tumpangan di pinggir jalan.
Seperti Mila, ribuan warga Makassar kini merasa kehilangan. Dua koridor andalan Teman Bus—Koridor 1 dan Koridor 2—telah berhenti beroperasi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan menghentikan subsidi penuh, menyisakan satu-satunya koridor yang masih berjalan: Koridor 5, rute Unhas Tamalanrea-Teknik Unhas Gowa.
Kehilangan Layanan Terjangkau
Keputusan ini menjadi kabar pahit bagi banyak warga, terutama mereka yang mengandalkan layanan bus bersubsidi dengan tarif terjangkau. Hanya dengan Rp 4.500 untuk penumpang umum dan Rp 2.000 untuk lansia, pelajar, dan penyandang disabilitas, Teman Bus menjadi alternatif transportasi ideal yang ramah kantong.
"Memang tarifnya murah sekali, makanya ramai. Tiap kali naik pasti penuh penumpang," cerita Andi, seorang mahasiswa yang dulu rutin menggunakan Koridor 2 rute Unhas Tamalanrea-Stasiun Mandai via Bandara Sultan Hasanuddin.
Menurut Nurdiyana, Kepala UPT Trans Mamminasata, Koridor 1 dan Koridor 2 sempat menunjukkan peningkatan signifikan dari jumlah penumpang selama beroperasi. Koridor 1 bahkan menjadi favorit karena jalurnya menghubungkan kawasan strategis seperti Takalar dan Tanjung Bunga.
Meski kini kedua koridor itu mati suri, harapan masih ada. Dishub Sulsel sedang menjajaki kemungkinan pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Sulsel. Namun, dengan anggaran yang terbatas, tidak mudah menentukan prioritas.
"Kalau masyarakat disuruh memilih, pasti mereka ingin Koridor 1 dihidupkan dulu. Namun, Koridor 2 juga penting karena integrasi dengan kereta api dan bandara," jelas Nurdiyana.
Sayangnya, keputusannya kini berada di tangan Pemprov Sulsel. Menghidupkan kembali salah satu koridor yang terhenti bukan sekadar soal anggaran, tetapi juga prioritas dan kebutuhan masyarakat luas.
Masa Depan Teman Bus
Sambil menunggu langkah konkret pemerintah provinsi, warga Makassar hanya bisa berharap. Bagi Mila dan banyak pengguna setia lainnya, Teman Bus adalah lebih dari sekadar moda transportasi. Ia adalah bagian dari rutinitas yang mempermudah kehidupan.
"Harapan saya sederhana, pemerintah cepat ambil keputusan. Jangan biarkan kami terjebak mahalnya transportasi lain. Teman Bus itu teman setia kami," ucap Mila penuh harap.
Hingga keputusan final diambil, satu hal yang pasti: di tengah hiruk-pikuk Kota Daeng, ribuan cerita pengguna Teman Bus akan selalu menanti babak baru layanan yang telah mereka cintai. ***