Densus 88 Tangkap Pelajar SMA Di Gowa, Diduga Sebar Propaganda ISIS Lewat WhatsApp

Gambar: Ilustrasi peristiwa
SUNGGUMINASA, GOWAMEDIA.COM — Seorang pelajar SMA berinisial MM (19) ditangkap tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dalam sebuah penggerebekan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. MM diduga terlibat dalam aktivitas jaringan terorisme dan menyebarkan propaganda kelompok ISIS secara digital.
Penangkapan berlangsung pada Sabtu (24/5) sekitar pukul 17.30 WITA di rumahnya di Kecamatan Pallangga. Dalam penggerebekan itu, aparat turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk satu unit sepeda motor, ponsel, serta selembar bendera dengan simbol ISIS.
Menurut Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, MM diketahui aktif dalam sebuah grup WhatsApp bertajuk “Daulah Islamiah”. Grup tersebut dibuat pada Desember 2024 dan berisi konten ekstrem, termasuk ajakan untuk melakukan bom bunuh diri serta seruan penyerangan terhadap rumah-rumah ibadah.
“Grup ini digunakan untuk menyebarkan propaganda radikal dan diskusi mengenai legitimasi aksi bom bunuh diri dalam konteks perang menurut pandangan ISIS,” jelas Mayndra dalam keterangan resminya.
Densus 88 menyebut bahwa MM merupakan salah satu pengguna aktif sekaligus pengelola grup tersebut. Setelah ditangkap, MM langsung dibawa ke Mapolda Sulsel sebelum diterbangkan ke Jakarta untuk pemeriksaan intensif di Mabes Polri.
Warga dan Keluarga Terkejut
Penangkapan MM mengejutkan warga sekitar. Ketua RW 4 Borongraukang, Nasir Daeng, mengatakan bahwa MM dikenal sebagai sosok pendiam dan religius.
“Selama ini dia rajin ke masjid, bahkan mengajar di Pondok Tahfiz Al-Qur’an. Tidak pernah ada perilaku mencurigakan,” ujar Nasir.
Hal senada disampaikan orang tua MM, SH, yang membantah keterlibatan anaknya dalam aktivitas terorisme. Menurutnya, MM sibuk bersekolah dan membantu keluarga dengan mengajar ngaji.
“Dia bahkan membiayai sekolahnya sendiri dari hasil mengajar. Tidak pernah keluar daerah, apalagi sampai ikut kelompok seperti itu,” tegas SH.
AKBP Mayndra menegaskan bahwa penyidikan terhadap MM masih berlangsung, termasuk pendalaman terhadap kemungkinan keterlibatan jaringan lain. Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap penyebaran ideologi ekstrem melalui media sosial dan platform digital lainnya.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak segan melapor jika menemukan aktivitas digital yang mencurigakan. Pencegahan lebih dini adalah kunci untuk menjaga keamanan nasional,” pungkasnya.
Saat ini, pengamanan di sekitar rumah MM masih diperketat untuk mengantisipasi gangguan dan menjaga ketertiban warga. Polisi juga terus berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan keagamaan setempat dalam penanganan kasus ini.(*)