58 Tahun HIPMA Gowa: Lembaga Besar Yang Mulai Lupa Diri Sendiri
Oleh:
Mumtaz Khalil Gibran Yusuf
Kader HIPMA Gowa Biasa
Dulu, bahkan dalam kondisi terburuk—di tengah pandemi Covid-19—kader HIPMA Gowa masih mampu berdiri bersama. Lewat zoom dan acara potong tumpeng sederhana, usia ke-54 lembaga ini dirayakan dengan semangat yang tidak terbendung. Tahun-tahun berlalu, namun komitmen itu mulai pudar.
Komisariat UNM mungkin menjadi satu-satunya cahaya di tengah redupnya semangat kolektif. Mereka tetap konsisten merayakan milad HIPMA Gowa yang ke-58, meskipun dengan segala keterbatasan. Ini menunjukkan bahwa kader di tingkat Komisariat masih memiliki komitmen terhadap eksistensi lembaga.
Namun, di balik semangat yang terlihat di beberapa lapisan, ada dinamika yang tak terelakkan di tubuh MPO dan DPP HIPMA Gowa. Apa yang terjadi? Mengapa perayaan yang seharusnya menjadi momen refleksi tahunan lembaga ini tidak dilaksanakan? Apakah berarti kita mulai merasa bahwa refleksi dan perayaan semacam itu tidak lagi penting? Di sisi lain, Koordinatorat—Komisariat sejajaran pun tampak sibuk dengan urusan kamarnya masing-masing, seolah lupa bahwa kebesaran HIPMA Gowa lahir dari kolaborasi, bukan isolasi.
Mungkinkah HIPMA Gowa sudah merasa terlalu besar hingga lupa cara menghormati dirinya sendiri? Ataukah kader-kadernya sudah terlalu sibuk dengan ambisi pribadi, sehingga lupa bahwa lembaga inilah yang menjadi rumah kita bersama?
Jangan salah. HIPMA Gowa tidak pernah kekurangan sumber daya kader yang berkualitas. Kita tidak kekurangan individu dengan potensi besar. Tetapi apa gunanya potensi jika tak ada kepekaan? Apa gunanya nama besar jika kita yang seharusnya menjaga dan merawatnya justru berdiam diri?
MPO dan DPP terjebak dalam dinamika internal tanpa akhir, lupa bahwa tugas utama mereka adalah menjaga marwah lembaga. Dan, kita semua? Hanya sibuk saling menyalahkan, mencari kambing hitam di tengah kekosongan rasa peduli.
Refleksikan ini. Lembaga ini tidak akan runtuh karena intervensi dari luar, tetapi karena apatisme dari dalam. Sejarah telah menunjukkan bahwa HIPMA Gowa lahir, tumbuh, besar, melalui semangat kolektif, dan gotong royong. Jangan sampai kita kehilangan esensi itu.(*)