Prabowo Ungkap, Belanda Rampas Kekayaan Indonesia Setara 140 Tahun APBN

Prabowo Ungkap, Belanda Rampas Kekayaan Indonesia Setara 140 Tahun APBN

JAKARTA, GOWAMEDIA.COM — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyoroti besarnya kekayaan Indonesia yang dirampas selama masa penjajahan Belanda. Hal ini ia sampaikan saat berbicara di hadapan para delegasi internasional dalam forum pertahanan Indo Defence 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/6).

Dalam pidatonya, Prabowo mengutip sebuah riset terbaru yang menunjukkan bahwa selama lebih dari tiga abad penjajahan, Belanda telah mengambil kekayaan Indonesia senilai 31 triliun dolar AS jika dikonversikan ke nilai saat ini.

“Ada suatu research beberapa minggu lalu, yang menceritakan kepada kita bahwa selama Belanda menjajah kita, Belanda telah mengambil kekayaan kita senilai dengan uang sekarang senilai 31 triliun US Dollar,” ujar Prabowo.

Presiden menyatakan bahwa angka tersebut setara dengan 18 kali Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini, yang berada di kisaran 1,5 triliun dolar AS, atau setara dengan 140 kali APBN Indonesia yang pada tahun 2025 berjumlah Rp 3.621 triliun.

“Kekayaan yang telah diberikan atau diambil dari bangsa Indonesia adalah sama dengan mungkin 18 kali seluruh produksi bangsa Indonesia, atau sama kurang lebih 140 tahun anggaran kita,” lanjutnya.

Prabowo juga menambahkan bahwa selama masa penjajahan, Belanda mencapai PDB per kapita tertinggi di dunia, sebagian besar berkat eksploitasi terhadap sumber daya alam dan tenaga kerja Indonesia.

Meski demikian, Prabowo menyampaikan optimisme terhadap masa depan ekonomi Indonesia. Ia menyebut bahwa banyak lembaga ekonomi dunia memproyeksikan Indonesia akan masuk ke jajaran enam besar ekonomi global pada tahun 2045.

“Hampir semua lembaga-lembaga ekonomi dunia sudah meramalkan bahwa ekonomi Indonesia menjadi mungkin 6 besar atau 5 besar dunia dalam waktu yang tidak lama lagi, 2045 hanya 20 tahun lagi,” ujarnya.

Bahkan, ia menyatakan keyakinannya bahwa kemiskinan dapat diberantas jauh sebelum tahun 2045.

“Saya optimis, setelah saya mempelajari angka-angka, saya optimis kita bisa hilangkan kemiskinan dari Republik Indonesia jauh sebelum 2045. Itu tekad saya, tekad pemerintah saya, dan itu keyakinan saya,” tegasnya menutup pidato.(*)